Laman

Jumat, 04 November 2011

Budaya Batik


Batik


Perlu diketahui bahwa membatik merupakan kebudayaan masyarakat Indonesia sejak lama. Batik merupakan teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam (zat lilin) yang mempunyai motif atau corak tertentu. Secara Etimologi,  kata batik berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu “amba” yang mempunyai makna menulis dan “titik” yang mempunyai makna titik. Jadi arti dari batik itu sendiri berkaitan dengan pekerjaan halus dan lembut yang mempunyai unsur keindahan.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Ada beberapa motif batik yang menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa dari motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Pada Jaman dahulu, membatik yang merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama adalah mata pencaharian bagi kaum perempuan di tanah Jawa yang mempunyai keterampilan itu. Sehingga pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif bagi kaum perempuan kala itu sampai ditemukannya batik cap yang memungkinkan masuknya kaum laki-laki dalam kerajinan bernilai seni ini. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa membatik adalah pekerjaan perempuan-perempuan Jawa kala itu. Akan tetapi dapat dilihat pada corak "Mega Mendung", yang menunjukkan bahwa kaum laki-laki juga pantas untuk membatik.






parang
Dalam pembuatannya, batik memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan batik mempunyai corak dan jenis yang beraneka ragam. Salah satu teknik membatik yang masih dipergunakan masyarakat Indonesia dari jaman dahulu sampai sekarang ialah batik tulis. Batik tulis merupakan teknik pembuatan batik tradisional yang masih menggunakan tenaga manusia secara manual. Cara pembuatannya dengan melukis kain menggunakan alat yang sering kita sebut dengan canting sesuai dengan corak dan warna yang diinginkan pembatik. Pembuatan batik tulis ini memakan waktu sekitar tiga bulan. Sehingga tak heran jika pengrajin batik tulis semakin hari semakin berkurang. Salah satu faktornya yaitu harga jual batik kurang sebanding dengan waktu pembuatannya. Ditambah lagi, dengan bermunculan batik yang pembuatannya lebih mudah dan harga jualnya jauh lebih murah, seperti batik cap membuat para pengrajin batik tulis ini kalah bersaing.

Ceplok
Walaupun kata batik berasal dari bahasa jawa, asal usul batik hingga kini masih tidak begitu jelas. Sampai saat ini banyak pendapat-pendapat dari berbagai pihak yang berbeda yang berbeda mengenai darimana batik itu sendiri. Menurut G.P. Rouffaer teknik batik ini kemungkinan diperkenalkan oleh pendatang India atau Srilangka yang singgah ke Indonesia pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua.

     Namun berdasarkan pengamatan di dunia, awalnya teknik yang serupa dengan batik juga telah digunakan di beberapa negara sejak lama. Contohnya di Mesir, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang dilapisi zat malam untuk membentuk pola di abad ke-4 SM. Teknik serupa juga sudah diterapkan di Tiongkok semasa dinasti Tang (618-907), di Jepang dan India semasa Periode Nara (645-794), serta di Afrika. Sementara di Indonesia, batik dipercaya mulai berkembang pada masa kerajaan Majapahit. Keberadaan batik di Indonesia disambut hangat oleh masyarakat, sehingga pada akhir abad ke-18 batik menjadi sangat popular di Indonesia.

Namun mendekati abad ke-21 kebudayaan batik tidak sepopuler dulu dan bahkan mulai melemah. Ketika Indonesia mengalami sengketa yang memperebutkan batik dengan Negara tetangga kita yaitu Malaysia barulah Indonesia mulai mengobarkan semangat cinta batik kembali.  Hikmahnya adalah sekarang batik Indonesia sudah diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Sehingga tanggal 2 Oktober pun ditetapkan sebagai hari batik. Belajar dari pengalaman itu pula kini masyarakat Indonesia terlihat lebih mempunyai rasa memiliki terhadap kebudayaannya sendiri.


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar